Menjelang wisuda ke-33, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) Malang memberikan wawasan kepada lulusannya.
Pemberian wawasan tersebut dikemas dalam acara bertajuk Pembekalan Wisuda ke-33 Ahli Madya dan Sarjana Komputer STIKI Malang, Jumat (15/12). Pembekalan ini menjadi agenda rutin setiap menjelang wisuda.
Tema yang diusung kali ini adalah Mandiri, Profesional, dan Berintegritas. Tiga jurus yang menjadi tema pembekalan ini, dinilai penting bagi lulusan dalam menghadapi tantangan ke depan.
Dalam pembukaannya, Ketua STIKI, Dr. Eva Handriyantini S.Kom., M.MT., mengatakan setelah pelantikan besok (Sabtu, 15/12) adalah keputusan para calon wisudawan sendiri untuk menjadi orang yang berhasil atau tidak.
Eva menjelaskan, calon wisudawan dibekali dengan wawasan yang lebih luas. Mereka dipertemukan dengan alumni yang berhasil.
“Supaya ada komunikasi, sehingga kalian punya role model atau contoh sosok yang berhasil,” tandas Eva.
Mandiri, Profesional, & Berintegritas
Tiga alumni STIKI Malang dihadirkan untuk membagi pengetahuan dan pengalamannya. Mereka adalah Fernandes S.Kom., Miftah Faridh Oktofani S.Kom., dan Joko Siswanto S.Kom.
Di hadapan para calon wisudawan, Fernandes memaparkan perihal kemandirian dalam berwirausaha. Menurutnya, ada empat modal menjadi entrepreneur, yaitu intelektual; sosial dan moral; mental; dan modal material.
Dia menyoroti soal mental yang harus dimiliki sebagai wirausahawan. “Mental berani dalam menghadapi tantangan dan risiko. Ini modal yang sangat penting,” kata CEO Elecomp Software House ini.
Dia mengingatkan, untuk bisa mandiri berwirausaha, dimulai dengan menanyai diri sendiri apakah sudah mandiri.
“Wirausahawan harus pandai dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain,” pesannya.
Sementara itu, Miftah berbagi mengenai berkarya dengan profesional. Menurut dia, ukuran kesuksesan tergantung dari target masing-masing individu.
“Kapasitas masing-masing orang berbeda. Set saja target kalian sendiri, set sendiri suksesnya kalian,” kata CEO PT Sentra Komputando ini.
Miftah mengingatkan, dalam bekerja sebagai profesional, diperlukan tiga hal, yakni kedisiplinan, etika dalam bekerja, dan komunikasi.
Aspek tentang integritas disampaikan Joko. Alumni angkatan 2001 ini berbagi pengalaman dalam hal berkarya dengan berintegritas. Menurut CEO PT Simetri ini, integritas bermakna pada memperbaiki diri sendiri.
Integritas yang terpenting, kata dia, adalah membangun hubungan dengan Tuhan. “Setiap malam, gunakan waktu untuk berdoa, meminta kepada Tuhan,” pesan dia.
Leave A Comment