STIKI, Malang – Lewat Teknologi mahasiswa STIKI Malang dituntut untuk memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan umat manusia. Diantaranya yang baru-baru ini menarik perhatian public yakni kematian Sully, seorang artis K-POP yang memutuskan untuk bunuh diri akibat cyber bullying.

Febby Risti Widjayanto, S.IP., M.Sc dalam workshop “Pengenalan Teks Mining Menggunakan Pyhton dan Implementasinya dalam Ranah Sosial” mengungkapkan perilaku bunuh diri yang diakibatkan cyber bullying ini bisa dicegah juga dengan teknologi. Dalam acara yang digelar di ruang seminar miring gedung A (18/10) ini ia mendorong mahasiswa STIKI untuk aktif dalam penggunaan dan penemuan teknologi untuk kegiatan sosial.

“Kalian bisa mendeteksi orang yang mau bunuh diri karena cyber bullying dengan alat pendeteksi bahasa-bahasa yang tidak pantas misalnya. Atau kalian bisa juga memprediksi kebangkrutan bank berdasar sebuah variabel misalnya.” Tukas Febby.

 

Lebih jauh, dosen STIKI Malang sendiri, Bagus Kristomoyo, S.Kom., M.MT menilai topik seperti ini selain memberikan mafaat sosial yang dampaknya cukup besar, hal ini juga bisa mahasiswa tuamg ke dalam skripsi. Jika ingin dikomersialisasikan, mahasiswa harus menggandeng mahasiswa dari fak berbeda agar mencapai tujuan yang maksimal.

“Kalian bisa gandeng teman kalian yang dari ekonomi untuk pemasaran dan manajemen, yang penting sekarang ini kolaborasi. Tidak bisa jalan sekarang kalau tidak kolaborasi.” Tandasnya.

STIKI Malang selalu berkomitmen untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya cakap dalam teknologi namun juga mampu memaksimalkan penggunaan teknologi tersebut. Sejak awal melalui kegiatan di dalam maupun luar kelas seperti seminar ini, mahasiswa dibekali dan juga selalu diingatkan untuk menciptakan teknologi yang tidak hanya kekinian namun juga memiliki manfaat secara sosial.

(Humas/ Irma)