STIKI, Malang – Kemajuan teknologi global memang membawa dampak yang berbeda dibanding dengan puluhan tahun yang lalu sebelum manusia secara masif menggunakan teknologi informasi, terutama internet. Jika dahulu internet hanyalah tempat untuk mencari informasi, saat ini hampir semua kegiatan bisa dilakukan melalui internet.

Namun demikian, nyatanya masih banyak daerah di Indonesia yang masih bisa terjangkau akses internet. Ada pun, internet masih sangat minim koneksi yang artinya masyarakat menggunakannya dengan sangat terbatas.

Addin Aditya, S.Kom., M.Kom., dosen STIKI Malang bersama tim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) akhir tahun lalu bertandang ke Kepulauan Sabu Raijua, provinsi Nusa Tenggara Timur untuk melakukan survey.

“Disana kami ditugaskan untuk menganalisis kondisi eksisting mengenai ketata laksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Jadi ceritanya memang ada tawaran dari LBE (Lab Based Education) ITS untuk tenaga surveyor data di Kab Sabu Raijua selama 7 hari. Karena kebetulan sebelumnya saya dan teman2 dosen stiki jadi tenaga ahli SPBE di kota malang jadi ya saya ambil juga di Sabu Raijua sekalian untuk menambah pengalaman.” Tukas Dosen kelahiran 2 Juni 1991 ini.

Di dalam tim yang dibentuk tersebut, ia bertugas untuk mengumpulkan data-data awal seperti SOP administratif di Sabu Raijua. Selain itu ia juga menilai bagaimana kesiapan infrastruktur teknologi informasi dalam mendukung SPBE di sana dan juga bentuk dukungan pemerintah setempat/provinsi hingga pusat untuk mensukseskan SPBE. Ia juga harus menemukan kendala yang dialami dalam melaksanakan SPBE selama ini.

“Hasilnya ya secara garis besar pelaksanaan SPBE di kab Sabu raijua masih jauh dari kata ideal dikarenakan terbatasnya infrastruktur teknologi informasi dan sumberdaya listrik. Selain itu ini memang daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) di Indonesia wilayah tengah, tapi sangat luas sekitar 400 km persegi dan total penduduk cukup besar sekitar 91 ribu jiwa. Tetapi sayangnya, sumber energi listrik didapat dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sehingga pemanfaatan listrik sangat terbatas sekali. Keadaan ini berbanding lurus dengan tersedianya sumber teknologi informasi (TI) di sana. Listrik sering mati sehingga seringkali proses administrasi terhambat.” imbuhnya.

Jaringan internet juga masih total bergantung dari pulau rote. Ini artinya jika pulau rote mengalami gangguan jaringan maka otomatis pulau sabu raijua juga akan terputus jaringan nya. Menurutnya keadaan ini sangat tidak mendukung dalam pelaksanaan sebuah SPBE.

“Kami berharap dengan kajian ini nanti bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan dari PEMDA itu apa saja dan menemukan alternatif solusi yang nantinya dapat diusulkan ke pemerintah provinsi.” Tutupnya. (Humas/ Irma)