Malang, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) Malang mengirimkan satu mahasiswa dari program studi (prodi) Desain Komunikasi Visual dan menerima 20 mahasiswa dari perguruan tinggi Luar Jawa dari berbagai prodi. Sebagai lembaga pendidikan, STIKI menilai Program pertukaran mahasiswa merdeka (PMM) ini penting untuk mencetak bibit sumber daya manusia yang unggul.

Chaulina Alfianti Oktavia, S.Kom, M.T, Koordinator Hibah PMM STIKI Malang, mengatakan bahwa mahasiswa perlu belajar hal-hal baru selain menerima teori di kelas di perguruan tinggi mereka masing-masing. Hal ini berguna untuk membuka cakrawala keilmuan mereka agar lebih luas lagi.

Pasalnya, di dunia kerja, mahasiswa akan menemukan banyak hal yang berbeda dan mereka mau tidak mau harus beradaptasi dengan hal tersebut. Sehingga, untuk menyikapinya, mahasiswa memerlukan lebih banyak pengalaman yang mengharuskan mereka untuk berpikir dan bersikap dengan sudut pandang yang berbeda.

“Dengan program PMM ini mahasiswa mampu belajar hal baru, pengalaman baru, sudut pandang yang berbeda yang mungkin akan dialami dalam dunia kerja setelah lulus menjadi mahasiswa,” kata Chaulina.

Selain itu, melalui program ini, mahasiswa dapat membuka wawasan kebhinekaan tentang keberagaman suku, adat, dan budaya yang dimiliki Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus Badan Pusat Statistik tahun 2010.

“Program PMM saya rasa sangat penting bagi mahasiswa  dimana mereka dapat menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan Perguruan Tinggi asal,” lanjut Chaulina.

Dalam program ini, STIKI Malang membuka pintu mereka untuk 20 mahasiswa dari perguruan tinggi luar jawa dari prodi Sistem Informasi, Teknik Informatika, dan Manajemen. Beberapa perguruan tinggi yang mengikuti program PMM di STIKI Malang diantaranya, Universitas Malikussaleh, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Asahan, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Amik Riau, Universitas Teknokrat Indonesia, STMIK Bandung Bali, Universitas Udayana, Universitas Lambung Mangkurat, STMIK Widya Cipta Dharma, Institut Teknologi Kalimantan, dan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.

Untuk mengoptimalkan pembelajaran bagi mahasiswa yang menerima hibah ini, STIKI memfasilitasi dari segi akademik dengan menawarkan 17 mata kuliah yang dapat dipilih sesuai syarat sistem kredit semester (SKS) peserta PMM. Pihaknya juga memberikan materi tentang modul nusantara yang memberikan wawasan tentang kebhinekaan, inspirasi dan refleksi tentang budaya lokal yang perlu diangkat. Diantaranya Wayang Krucil, Topeng Malangan dan Budaya Panji.

Sosialisasi Perwalian dan Pengambilan Mata Kuliah PMM STIKI Malang

Lebih lanjut, Chaulina mengungkapkan bahwa STIKI Malang memang terbiasa untuk melakukan hibah pertukaran mahasiswa, namun selama ini mereka menerima mahasiswa internasional. Diakui Chaulina ini baru pertama kali STIKI mendapatkan hibah melalui program PMM.

Meski begitu, dia berharap mahasiswa yang nantinya berkesempatan belajar di STIKI dapat mengimplementasikan wawasan dan ilmu yang mereka dapatkan. Meskipun, pada akhirnya mereka harus kembali ke perguruan tinggi asalnya.

“Kami berharap mahasiswa penerima hibah, dapat mengikuti program PMM dengan penuh motivasi dan semangat serta nantinya saat kembali ke perguruan tinggi asal dapat mengimplementasikan wawasan dan ilmu yang telah didapat,” jelas Chaulina.

Program PMM ini juga menjadi momen bagi STIKI untuk memberikan wawasan, ilmu, dan pengalaman kepada mahasiswa di luar Jawa yang mengikuti PMM di STIKI. Sekaligus, sebagai upaya dalam memperluas kerjasama dengan perguruan tinggi, tempat asal dari mahasiswa peserta PMM.

Hibah ini juga seharusnya bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengoptimalkan daya saing dan pikir mereka. Mengingat untuk mengikuti program ini, mereka harus melalui proses cukup panjang termasuk berkompetisi dengan banyak mahasiswa perguruan tinggi lain untuk lolos dalam hibah PMM ini.

Sebagai indikator lulus program, mahasiswa juga perlu memenuhi syarat seperti syarat lulus sistem kredit semester (SKS) untuk mata kuliah yang ditawarkan dalam program ini dan lulus mata kuliah modul nusantara.

Sebagai tenaga pengajar sekaligus bagian dari lembaga pendidikan, Chaulina percaya bahwa sumber daya manusia (SDM) dapat diserap secara optimal di dunia kerja apabila perguruan tinggi tersebut memberikan fasilitas dan kurikulum yang mampu menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.

Di tengah perkembangan teknologi, mahasiswa bisa mengakses pembelajaran maupun hal-hal lain yang mereka anggap perlu untuk mengasah kemampuan melalui gawai dan internet. Namun, bagi Chaulina, hal itu tidak cukup. Para mahasiswa masih perlu mendapatkan pengalaman secara langsung, menghadapi masalah secara nyata, dan berinteraksi dengan orang lain secara tatap muka.

“Untuk mendapatkan pengalaman belajar tidak cukup hanya dari internet, dengan menjadi mahasiswa, mereka harus dapat melatih kerangka berpikir yang dapat membantu menyelesaikan masalah nanti ketika sudah lulus,” terang Chaulina.

Dia pun percaya bahwa PMM ini dapat mencetak smart people, dimana mahasiswa nantinya tidak hanya memiliki kualifikasi yang baik, tetapi juga kemampuan dalam berinteraksi sosial juga terbentuk. Karena dengan program PMM, mahasiswa akan menghadapi berbagai karakter, budaya dan sudut pandang yang berbeda dari masing-masing peserta. Hal itu membuat mahasiswa dapat menjadi solutif dan bijak secara sosial dalam menghadapi masalah.

STIKI memiliki komitmen tinggi untuk memfasilitasi berbagai aktivitas kemahasiswaan yang mampu menunjang prestasi akademis maupun non akademis. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki fokus pada bidang ICT, STIKI Malang membuka kesempatan bagi generasi muda untuk bersama-sama bergabung mengembangkan kompetensi, dan kreativitas yang sesuai akan kebutuhan masa depan. STIKI Malang memiliki komitmen untuk menyiapkan lulusan yang mampu dan siap berkompetisi di era globalisasi. Informasi kegiatan di STIKI Malang, silahkan mengunjungi website www.stiki.ac.id.

Reporter/ Editor: Azizatul Nur Imamah