STIKI, Malang – Tak dipungkiri saat ini penjualan secara digital mendominasi pangsa pasar dunia tak terkecuali UMKM di Indonesia. Faktanya, angka UMKM selama pandemi berlangsung 2 tahun terakhir justru jumlahnya semakin meningkat.

Untuk itu perlu adanya pendampingan khusus agar UMKM ini berkembang dengan optimal. Untuk itulah Dinas Koperasi Kabupaten Malang menggelar acara penyuluhan untuk memberikan edukasi bagaimana UMKM bisa melakukan digitalisasi untuk produk yang mereka miliki.

“Sekarang semua itu serba digital, mulai dari barang yang kecil sampai besar. Karena penjualan digital ini trafficnya lebih besar. Tapi ini seringkali diabaikan oleh para pelaku UMKM.” Tukas Dr. Evy Poerbaningtyas, S.Si. M.T.

Jika traffic atau jumlah masyarakat yang melihat dagangan tersebut terbilang tinggi, tentu pembeli juga akan diperkirakan naik karena segmentasi dan pasarnya makin luas. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada pendapatan yang akan terus naik.

“Kalau pendapatan naik biasanya akan berpengaruh ke modal, mengambil pinjaman boleh saja tapi jangan sampai terjerat pinjaman online atau yang sering di singkat pinjol. Bahaya sekali ya,” Imbuh dosen STIKI Malang ini.

Pasalnya ojol ini bisa menjerat berbagai kalangan tidak terkecuali UMKM. Memang pinjol ini sangat menggiurkan karena mudah mendapat pinjaman dan juga tidak harus keluar rumah. “Tapi skema yang ditawarkan ini cukup mengerikan, sanksinya yang jelas sangat merugikan kita semua. Pinjam yang jelas-jelas saja dan pilih yang bunga nya paling ringan, agar usaha bapak ibu juga berkembang dengan semestinya, tidak habis untuk membayar bunga. ” Tutupnya. (Humas/ Irma)