STIKI, Malang – Mahendra Wibawa, atau yang akrab disapa Bapak Mahe, di lingkungan kampus STIKI Malang ini merupakan salah satu dosen nyentrik yang hobi bergurau dengan siapapun. Karena dirinya yang sering bergurau ini membuat banyak mahasiswa menjadi dekat dan terbuka dengannya.

Namun demikian, metode pengajarannya tak bisa disepelekan. Pak Mahendra ini terkenal dengan selera seninya yang tinggi sehingga tidak jarang banyak mahasiswa yang tidak serius dalam pelajarannya bisa tidak lulus dalam mata kuliah yang diajarnya.

Hal ini ia lakukan karena ia ingin mahasiswanya benar-benar melakukan yang terbaik dalam perkuliahan.

“Pesawat itu memerlukan energi yang sangat besar di saat akan tinggal landas, selanjutnya tinggal melayang dan mengarahkan kemudi. Begitu pula dengan belajar, memerlukan effort yang sangat besar di awal dan selanjutnya akan lebih mudah menjalaninya “ ungkap dosen kelahiran Malang, 12 Maret 1980.

Dosen yang merampungkan s1 nya di Universitas Negeri Malang dan s2 nya di Universitas Negeri Surabaya ini memang selalu fokus untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa dengan mengasah kemampuannya terus menerus. Melalui berbagai kegiatan internal dan eksternal yang ia lakukan seperti menjadi koordinator peminatan bidang prodi DKV, mempublikasikan berbagai jurnal dan juga melakukan pengabdian pada masyarakat dan lingkungan sosial.

Hal ini memang merupakan tujuan utamanya dalam hidup. “Hidup itu bagaikan aliran air, mengikuti arus, dan mampu memberi manfaat bagi kehidupan.” (Humas/ Irma)