Malang, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) Malang memberikan wadah untuk mahasiswanya dalam memamerkan karya mereka ke hadapan publik. Upaya ini dilakukan melalui DKVolution dan Technofest.
Adita Ayu Kusumasari, S.Sn., M.Sn, Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) STIKI Malang, mengungkapkan bahwa spada pameran DKVolution IX yang dilaksanakan pada tanggal 19-21 Juli 2022 menjadi pameran bertaraf nasional. Pasalnya, pameran kali ini diikuti oleh peserta lebih dari empat provinsi di Indonesia melalui jalur undangan dan open submission.
“DKVolution dilaksanakan setiap semester, jadi dalam satu tahun dilaksanakan sebanyak dua kali. Pameran karya mahasiswa DKV STIKI Malang rutin diselenggarakan sejak 2015 namun masih dengan nama DKVKARTA yang kemudian berubah nama menjadi DKVolution pada tahun 2018,” jelas Adita kepada Radius.
Menurut Adita, pameran ini sangat penting untuk mahasiswa karena mereka perlu suatu wadah afirmasi dari audiens, yang kemudian bisa memicu kreativitas agar meningkatkan kualitas karya selanjutnya.
Itu sebabnya, DKVolution wajib diikuti oleh semua mahasiswa DKV STIKI Malang, dan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS). Dengan rutin mengadakan pameran sekaligus menjadi salah satu cara prodi membimbing mahasiswa agar karyanya semakin baik, memotivasi untuk membuat dan menampilkan karya terbaik, dan menjadi percaya diri apabila karyanya diapresiasi khalayak.
Karya-karya desain komunikasi visual sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi. Media yang dibuat desainer komunikasi visual harus dapat menjawab permasalahan di masyarakat saat itu.
“Dari kegiatan pameran ini kami mengantarkan mahasiswa untuk lebih percaya diri dalam menampilkan karyanya dan memiliki semangat untuk terus mengasah kemampuan berkarya dalam bidang Desain Komunikasi Visual sehingga karyanya semakin baik dari masa ke masa,” jelas Adita.
Selain karya tugas mahasiswa DKV STIKI Malang, juga menampilkan karya peserta dari luar STIKI yaitu berasal dari Universitas Sebelas Maret (Surakarta), Universitas Negeri Malang, Universitas Esa Unggul (Jakarta), Institut Seni Indonesia Padang Panjang, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Brawijaya Malang, STIKOM Yogyakarta, ITSNU Pasuruan, Universitas Sumatera Utara.
“Berbagai rangkaian acara dilakukan seperti pameran, poster war, webinar, workshop, poster competition dan live performance,” lanjut Adita.
Pada pameran kali ini juga memamerkan hasil karya mahasiswa dari kegiatan fasilitasi UMKM di Malang Raya pada program program CAMELIA (Covid-19 Recovery for Women-led Small Businesses in Greater Malang) yang bekerjasama dengan Mercy Corps Indonesia. DKVolution IX ini dilakukan secara daring di Instagram, Youtube, website DKVolution dan secara luring di STIKI Malang.
Dokumentasi Kegiatan Pameran Karya DKVolution & Technofest
Sama halnya dengan DKVolution, Yekti Asmoro Kanthi, S.Si., M.AB, Ketua Program Studi Teknik Informatika STIKI Malang, menyebutkan bahwa mahasiswa perlu diwadahi dengan suatu fasilitas untuk mengenalkan karya yang sudah mereka buat kepada publik.
Pameran Technofest menjadi pameran rutin tiap semester, dimana produknya berasal dari produk Tugas Akhir, Tugas Akhir Mata Kuliah, Magang, Lomba, Proyek Individu dan Proyek Karya Kelompok Bidang Minat dari Program studi Teknik Informatika, Sistem Informasi dan Manajemen Informatika STIKI Malang.
Berkaca dari DKVolution, Technofest juga menjadi urgensi untuk dilakukan. Pasalnya, selama ini mahasiswa belum memiliki wadah dan kepercayaan diri untuk memamerkan karya mereka. Padahal, dari DKVolution, Yekti mengakui bahwa produk dari mahasiswa DKV bisa publish dan akhirnya menjadi portofolio untuk mitra STIKI.
“Melihat dari mahasiswa DKV yang melakukan pameran di DKVolution ternyata bisa membantu mereka untuk memperkenalkan produknya sekaligus berkomunikasi dengan mitra STIKI Malang,” kata Yekti.
Menurutnya, menampilkan karya dalam pameran bukan hanya berfungsi untuk memperkenalkan produk yang mereka ciptakan, tetapi juga untuk memberikan afirmasi kepada mahasiswa. Dimana, apresiasi dari orang lain sangat berguna untuk menggembleng kepercayaan diri mereka.
Terlebih lagi, tingkat persaingan di dunia kerja bukan hanya pada level lokal tetapi juga kancah internasional. Sehingga, mereka pun juga harus berani unjuk gigi, alih-alih hanya berada di balik layar dengan komputer mereka.
“Memang perlu ada suatu fasilitas untuk menampilkan karya mereka,” lanjut Yekti.
Tak jarang pula, banyak yang menganggap produk mahasiswa informatika hanya melulu soal website. Padahal, banyak karya mereka yang lainnya, seperti alat pembelajaran berupa 3D Hologram susunan tata surya, pemanfaatan AI, hingga game dengan karakter budaya jawa.
Pameran tahun ini dilaksanakan secara hybrid, yaitu offline maupun online. Yekti mengakui bahwa pihaknya memberikan wadah sepenuhnya bagi mahasiswa yang memamerkan hasil karyanya melalui online, meskipun karya tersebut belum sempurna.
Namun, pameran yang dilakukan secara offline, pihaknya memiliki indikator penilaian khusus sehingga tidak sembarangan karya dipajang dalam pameran Technofest yang dilakukan secara luring itu.
“Kita lihat karya mereka itu menarik atau tidak, dan sesuai atau tidak dengan roadmap dari STIKI Malang. Ada 53 karya yang dipamerkan ketika daring,” kata Yekti.
Sebagai lembaga pendidikan, STIKI Malang memiliki peran besar untuk mengemas bagaimana pameran itu bisa menjadi wadah apik untuk mengenalkan karya mahasiswa STIKI Malang. Apalagi, Yekti percaya bahwa karya mahasiswanya bisa diimplementasikan ke kehidupan nyata.
Salah satunya dengan game yang mengangkat Budaya Jawa. Teknologi ini sangat membantu memperkenalkan Budaya Jawa pada generasi-generasi selanjutnya. Pasalnya, saat ini budaya lokal sudah mulai bergeser akibat masuknya budaya luar melalui gawai dan internet. Sehingga, budaya lokal juga harus menyelaraskan agar tidak terkesan ‘ketinggalan zaman’.
Selain itu, ada pula website untuk melakukan pendataan klinik gigi dan media pembelajaran tata surya 3D Hologram yang bisa menarik atensi pelajar agar lebih mudah menerima informasi yang diberikan dan tidak merasa bosan untuk belajar.
“Pihak STIKI pun juga sudah mengarahkan bagaimana mahasiswa membuat sebuah karya atau produk sesuai dengan kebutuhan industri. Sehingga, sumber daya manusia lulusan STIKI bisa terserap dengan baik di dunia kerja,” pungkas Yekti.
STIKI memiliki komitmen tinggi untuk memfasilitasi berbagai aktivitas kemahasiswaaan yang mampu menunjang prestasi akademis maupun non akademis. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki fokus pada bidang ICT, STIKI Malang membuka kesempatan bagi generasi muda untuk bersama-sama bergabung mengembangkan kompetensi, dan kreativitas yang sesuai akan kebutuhan masa depan. STIKI Malang memiliki komitmen untuk menyiapkan lulusan yang mampu dan siap berkompetisi di era globalisasi. Informasi kegiatan di STIKI Malang, silahkan mengunjungi website www.stiki.ac.id