STIKI, Malang – Mengawali tahun baru, STIKI Malang kembali menorehkan prestasi di kancah internasional dalam kompetisi eHacon CTF 2021. Adalah Roby Firnando Yusuf, mahasiswa Teknik Informatika STIKI Malang yang berhasil membawa pulang piagam penghargaan dalam kategori 10 peserta terbaik dari kompetisi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi IEM Kolkata India ini.

Dirinya mengaku sangat senang dan masih tidak menyangka karena tiap kali ia dan kawannya yang merupakan mahasiswa Universitas lain mengikuti event CTF internasional sejak tahun 2019, ia tidak pernah mendapat peringkat yang tinggi.

“Sejujurnya peringkat dan angka bagi kami bukanlah tujuan utama, karena pada memang kami hanya mencari ilmu-ilmu baru dari CTF, karena challenge-challenge CTF selalu bervariasi, unik dan menarik dan kami bersenang-senang dengan hal itu. Maka dari itu kami terkejut ketika melihat scoreboard tembus di angka top 10.” Tukasnya.

Bahkan untuk mengikuti acara ini, tidak ada persiapan berarti yang ia miliki. Namun demikian, karena kecintaanya di dunia IT, ia rela membolos kerja untuk menyelesaikan salah satu challenge yang membuatnya harus memutar otak selama berjam-jam lamanya. Diluar aktivitas mereka, mereka juga biasa berlatih dengan metode “learning by doing” dan hal ini sudah wajar bagi CTF Player.

“Latihan, asalkan tiap ada event CTF (Capture the Flag) baik nasional dan internasional diadakan ketika sama-sama sedang ada sparetime baru kami bisa join kompetisi tersebut. Kami juga banyak belajar dari pengalaman mengikuti beberapa kompetisi dan sering membaca writeup CTF yg sudah lewat maupun update tentang vulnerability (celah-celah keamanan) yangg terbaru, ditambah mengikuti beberapa forum CyberSec untuk mendapatkan ilmu-ilmu baru.” Tambahnya lagi.

Dengan mengikuti kompetisi ini ia juga menuturkan mendapat banyak networking dan mendapat anggota tim baru karena timnya masih butuh personil untuk bidang kriptografi dan misc. Selain itu ada satu bidang yang menurutnya menarik dan futuristik dipelajari di salah satu event CTF tersebut yaitu blockchain exploitation.

Mahasiswa yang juga masuk sebagai salah satu tim yang lolos dalam finalis Gemastik 14 divisi keamanan siber ini mengungkapkan dirinya bersyukur bisa mengikuti banyak kompetisi.

“Kami jadi lebih sadar bahwa informasi kecil dan sepele apapun di dunia maya bisa begitu berarti dan dapat dimanfaatkan untuk tindakan ilegal lainnya. Kedepannya kami ada planning ikut kompetisi tahunan lagi seperti Gemastik 15, X-MAS CTF, Cyber Santa Is Comming to Town (by HackTheBox) dll.” Tutupnya. (Humas/ Irma)