STIKI, Malang –  Problem utama perguruan tinggi di Indonesia bukanlah penentuan outcome, capaian maupun perangkat kurikulum, namun penentuan klasterisasi. Setidaknya tantangan itulah yang membuat Kegiatan Penyusunan Perangkat Kurikulum Berbasis OBE (Outcome Based Education) digelar hari ini bertempat di ruang seminar gedung A STIKI Malang.

Dr. Agus Zainal Arifin, dosen ITS menjadi pemateri dalam acara ini dan memberikan berbagai pandangan serta pengalaman baru seputar perangkat kurikulum berbasis OBE ini.

“Perubahan itu pasti terjadi seperti pembaruan kurikulum ini, kita harus bisa menyesuaikan. Pembaharuan kurikulum ini tidak karena menterinya ganti kurikulumnya berubah, tapi memang harus begini, karena di luar negeri juga sama terus berubah dan berkembang.” Ungkap Dr. Agus pada para peserta.

Dalam acara ini seluruh dosen STIKI Malang mengungkapkan berbagai kendala yang muncul dan juga pengalaman yang dihadapi selama ini.

Pembantu ketua I, Daniel Rudiaman S.S.T., M.Kom., berharap dengan adanya acara ini, para dosen bisa menerapkan sistem baru ini. Ia juga berharap dengan adanya workshop ini para dosen STIKI Malang berusaha lebih untuk meningkatkan kwalitas diri.

Hal ini tentunya nanti akan berpengaruh pada kwalitas output agar bisa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. (Humas/ Irma)