Sebagai anak DKV atau desain komunikasi visual sering dianggap sebelah mata. Padahal proses mendesain hingga menjadi produk tidaklah gampang dan membutuhkan kepiawaian khusus.

Inilah salah satu faktor acara Pameran Karya Desain mahasiswa DKV STIKI Malang digelar. Ketua pelaksana acara, Abdul Ghofar, mengungkapkan hal ini di pameran desain kemarin.

“Di acara pameran yang digelar mulai hari Selasa (16/1) sampai Jum’at (19/1) besok, kami berharap bisa lebih mengenalkan design ke masyarakat umum agar mereka tau kerja design itu seperti apa,” ungkapnya.

“Agar mereka mereka tidak pandang remeh dan menganggap karya itu sama saja apalagi dihargai murah begitu. Lalu tentu selain itu agar DKV STIKI bisa dikenal di Malang,” tambah mahasiswa semester 3 ini.

Lebih dari 500 buah karya dipamerkan di gedung E STIKI yang terbuka untuk umum ini. Mulai dari sketsa hingga bentuk brandingproduk dalam masyarakat.

Karya yang dipamerkan merupakan buah karya dari mahasiswa semester satu ada desain grafis, gambar dan sketsa. Mahasiswa semester tiga menghasilkan corporate identity, estetika bangunan, desktop publishing, animasi 2D.

Sementara itu, mahasiswa semester lima ditugaskan untuk mem-branding desa dan juga branding potensi tempat wisata, terutama yang belum terekspos. Mahasiswa semester tujuh memamerkan komik digital, media eksperimental media dan game antimainstream yang semuanya out of the box.

Pengabdian Masyarakat

Berbeda dengan tahun sebelumnya kali ini semua karya mahasiswa ditampilkan. Selain untuk memotivasi tentu ada beberapa karya yang dihasilkan untuk mem-branding produk masyarakat atau lokasi tertentu di Malang raya.

Salah satunya adalah branding desain Kampung Keramik yang diusung oleh dua mahasiswa STIKI Malang yakni Rizki Fahrul R. dan Stevanus Eriko.

“Kelompok kami branding kampung keramik yang ada di area Dinoyo Malang. Kami mengambil sentra ini karena keramik sendiri sudah mulai pupus padahal ini sentra yang ada sudah sejak lama.” ungkap Rizki.

Pencitraan yang diberikan mereka untuk masyarakat mulai dari maskot, konsep event festival keramik, promosi iklan, hingga maket dari konsep festival.

“Kami sempat temui beberapa penolakan dari warga karena menganggap kerja kami ini menyulitkan mereka. Tapi akhirnya setelah jadi dan mengerti kalau ini untuk branding produk mereka sendiri ya mereka akhirnya welcome dan paham meskipun tetap ada yang menolak juga sebagian.” cerita mahasiswa semester 5 ini.

Dia merasa sangat penting mendukung produk maupun tempat-tempat lokal yang berpotensi menjadi sentra wisata seperti ini. Dengan desain dan kemasan yang bagus, semakin banyak masyarakat yang akan tertarik dan mengenal produk maupun tempat itu.

“Harapan saya karya mereka yang terbaik dapat diaplikasikan di masyarakat. Bahkan ada nanti bisa diikutkan dalam pameran ADGI,” harap Mahendra Wibawa, S.Sn, M.Pd, salah satu dosen DKV STIKI Malang ketika ditemui di lokasi pameran. (Ard)