STIKI, Malang – Masih kurangnya peneliti yang melirik masalah sehari-hari dalam kehidupan masyarakat rupanya memang masih menjadi masalah yang perlu segera dituntaskan. Padahal banyak masalah yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus maupun adanya bantuan teknologi tepat guna yang efisien.
Namun demikian tidak banyak yang mampu menuntaskan masalah-masalah ini. Salah satu elemen masyarakat yang menjadi tumpuan dalam menuntaskan permasalahan ini adalah para dosen yang memang memiliki keahlian dalam bidang penelitian dan juga inovasi teknologi tepat gunanya.
Untuk itu, para dosen dari berbagai universitas di Malang kemarin (09/08/2019) saling menimba ilmu dan bertukar pikiran dalam acara Pelatihan Patent Drafting yang digelar di aula seminar gedung A Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) Malang. Juldin Bahriansyah, S.T., M.T., Kepala sub Direktorat Valuasi dan Fasilitasi KI, salah satu pembicara dalam acara ini menyebut Indonesia tidak perlu untuk membuat teknologi mutakhir seperti di negara-negara maju.
“Coba dibuat dan direspon kebutuhan masyarakat kita saat ini. Kita identifikasi masalah kita yang paling dekat saja, coba kita pecahkan masalahnya.” Tukasnya.
Jika sudah demikian, Juldin menambahkan dosen jangan sampai lupa untuk mengajukan paten dan hak cipta terhadap penelitian maupun penemuan teknologi tersebut. Paten dan hak cipta ini menurutnya merupakan aset penelitian yang sangat penting.
“Masa setiap hari gempa kita diam saja dibiarkan? Kita harus buat ikon baru, coba sekarang Indonesia terkenal dengan apa? Paling-paling hanya Bali, nah kita harus ubah itu semua. Tuntaskan semua masalah di sekitar kita dulu dengan berbagai inovasi yang kita miliki.” Imbuhnya.
STIKI Malang sendiri juga berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi berbagai masalah yang ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Khususnya di bidang pemutakhiran teknologi dan informatika yang memang menjadi fokus utama pengembangan STIKI Malang. (Humas/Irma)
Leave A Comment